Kasih Yang Tak Kunjung Padam
Pedih dan perih! Begitulah rasanya dikhianati kekasih. Bayangkanlah jika hal itu terjadi pada anda. Semua perhatian dan kasih sayang telah anda beri; tetapi kekasih anda membalasnya dengan pengkhianatan. Dalam keadaan seperti itu, apakah yang akan anda lakukan? (Sampai disini, berhentilah sejenak…ceritakanlah kisah-kisah serupa yang pernah anda dengar, saksikan atau alami sendiri. Tempatkanlah diri anda dalam posisi orang-orang yang terkhianati itu. Apa yang anda rasakan?). Ada yang melakukan pembalasan dengan tindakan yang tak kalah menyakitkannya, bahkan bila perlu pembalasan lebih kejam daripada perbuatan. Ada yang tidak membalas tapi malah menyiksa dirinya sendiri; bahkan ada yang bunuh diri karenanya. Banyak cara yang orang lakukan.
Hosea, nabi Tuhan yang saleh itu, mengalami hal serupa: ia dikhianati oleh Gomer Istrinya. Tuhan pun mengalaminya. Tuhan dikhianati ‘istrinya’, yaitu bangsa Israel. Semua kebaikan, berkat dan kesetiaanNya dibalas Israel dengan meninggalkanNya lalu berpaling kepada Baal, dewa sembahan orang Kanaan. Bagaimana perasaan Tuhan? Tuhan marah! Apa tindakan Tuhan? Ia akan menghukum mereka, supaya mereka bertobat. Mengapa Ia melakukan hal tersebut? Karena Ia setia mengasihi mereka. Allahlah yang disakiti, namun Ia sendiri yang berprakarsa memulihkan hubunganNya yang rusak dengan Israel. Kemudian, setelah penghukuman menyusul pemulihan itu, Allah berjanji akan menyayangi mereka (Lo-Ruhama menjadi Ruhama), Ia meneguhkan mereka sebagai umat-Nya (Lo-Ami menjadi Ami). (sampai disini.., berhentilah lagi sejenak. Renungkanlah tindakan Allah ini. Apa kesan anda? )
Bagaimana dengan anda? Pernahkan anda mengalami pengkhianatan dalam hidup anda? Siapa yang mengkhianati anda: kekasih, suami, anak, orangtua atau yang lain? Bagaimana sakit dan pedihnya dibandingkan sakit dan pedih yang dialami Hosea atau Tuhan? Boleh jadi, dan sangat mungkin, pedihnya tak sepedih Hosea. Apalagi jika dibandingkan dengan sakit dan pedih yang dialami Tuhan karena pengkhianatan kita, umat-Nya. Namun demikian baik Hosea maupun Tuhan tetap mengasihi orang yang mengkhianatinya. Terhadap Tuhan, kita pun sering berkhianat. Renungkan dan hitunglah…sungguh betapa banyaknya kesalahan yang kita lakukan terhadapNya. Namun, hingga kini lihatlah…bukankah Ia tetap setia mengasihi anda? Jika demikian, belajarlah memelihara kasih setia. Jangan padamkan kasih yang anda miliki terhadap sesama. Jadikanlah kasih dari Allah, kasih yang tak kunjung padam itu, menjadi pandu bagi kasih yang anda miliki. (Berhentilah, renungkan …maukah anda membangun tekad untuk hidup dengan tetap mengasihi orang, termasuk yang menyakiti atau mengkhianati anda?
Doa
Tuhan, betapa banyaknya orang yang sering menyakiti hati kami. Sakit hati demi sakit hati hampir selalu menjadi ‘makanan’ kami sehari-hari. Hidup kami menjadi tidak tentram karenanya. Berikanlah ketabahan dan kesabaran untuk menghadapinya. Jauhkanlah dari hati kami hasrat untuk membalas yang jahat dengan jahat. Sebaliknya, karuniakanlah kasih sayang dan kesetiaan untuk selalu mengasihi sesama, pun mereka yang telah menyakiti kami.
Diposting tanggal 03 Apr 2016