Bahan Khotbah Minggu ke-32 Tanggal 9 Agustus 2020 ORANG PERCAYA TIDAK DIPERMALUKAN Ia tu To Ma’patongan Tae’ anna la kasirisan
Bahan Khotbah Minggu ke-32 Tanggal 9 Agustus 2020
ORANG PERCAYA TIDAK DIPERMALUKAN
Ia tu To Ma’patongan Tae’ anna la kasirisan
Bacaan Mazmur | : Mazmur 105:1-6 |
Bacaan 1 | : Kejadian 37:12-30 |
Bacaan 2 | : Roma 10:4-15 (Bahan Utama) |
Bacaan 3 | : Matius 14:22-33 |
Nas Persembahan | : Mazmur 105:1 |
Petunjuk Hidup Baru | : Roma 10:9 |
Tujuan :
1. Jemaat memahami bahwa Tuhan menyayangi orang yang sungguh percaya kepada-Nya
2. Jemaat sadar bahwa dengan iman dan percaya kepada Tuhan kita diselamatkan
Pemahaman teks
Mazmur 105:1-6 merupakan pujian yang menekankan perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan di dalam hubungan perjanjian. Dalam mazmur ini umat yaitu keturunan Abraham, anak-anak Yakub atau Israel, diajak untuk menelusuri karya Tuhan dalam sejarah. Pemazmur mengajak umat untuk mengingat dan mensyukuri perbuatan-perbuatan Tuhan dalam kehidupan mereka, yang meliputi bukan saja perbuatan ajaib dan mujizat yang menyenangkan hati umat, namun juga yang bersifat teguran dan penghukuman. Ungkapan syukur itu diekspresikan dengan berkata “Bersyukurlah, serukanlah, bernyanyilah, percakapkanlah, bermegah, bersuka hati, carilah, ingatlah”. Rangkaian kata kerja ini merupakan satu kesatuan bahwa bersyukur itu bukan sekedar kata-kata, namun juga mewujud dalam sukacita hidup bersama Tuhan dalam kehidupan nyata. Hal itu ditegaskan oleh pemazmur dalam ayat 4 dengan mengatakan, “carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu”. Hal itu menunjukkan bahwa pemazmur hendak mengingatkan umat bahwa hidup mensyukuri kebaikan Tuhan bukan berarti hanya mengingat karya baik Tuhan, tetapi juga senantiasa hidup mencari kehadiran Tuhan, sungguh-sungguh mengimani kemaha-kuasaan Tuhan dan setia menaati-Nya. Gambaran mencari wajah Tuhan dapat kita bandingkan dengan Mazmur 24 : 4-5. Orang yang mencari wajah Tuhan adalah mereka yang hidup kudus dan dalam ketaatan pada Firman-Nya yaitu mereka yang bersih tangannya dan murni hatinya, tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan dan yang tidak bersumpah palsu. Mereka akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah akan meyelamatkan mereka.
Kejadian 37:12-30 mengungkapkan bagaimana keturunan Yakub, yakni melalui anaknya Yusuf, kemudian menjadi suatu bangsa yang tinggal di Mesir. Kasih Yakub yang lebih besar kepada Rahel membuat dia mengasihi Yusuf lebih dari daripada anak-anaknya yang lain. Apalagi Yusuf lahir setelah Rahel lama tidak dapat memberikan anak kepada Yakub. Maka Yakub memberikan perhatian istimewa kepada Yusuf. Selain itu Yusuf ternyata anak yang setia dan taat kepada orang tuanya dan lebih khusus kepada Tuhan. Itulah sebabnya Yusuf menjadi anak yang diistimewakan oleh Yakub dan menjadi orang pilihan Tuhan, yang selalu mendapat perlindungan-Nya. Hal ini ternyata menimbulkan masalah bagi keutuhan keluarga Yakub. Semua saudaranya iri dan membenci Yusuf karena ia diistimewakan. Iri hati inilah yang membuat saudara Yusuf merencanakan pembunuhan. Mereka tidak mengerti tentang rencana Allah dalam diri Yusuf, sehingga dalam ayat 20 mereka mengatakan “sekarang, marilah kita bunuh dia…dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu”. Ucapan ini menyiratkan bahwa ujung dari kejahatan ialah sikap dan tindakan yang ingin membuyarkan rencana Ilahi! Namun, sanggupkah kejahatan membuyarkan rencana Ilahi? Jelas tidak! Entah karena apa, tiba-tiba saja muncul dua penyelamat Yusuf dari antara saudara bersaudara yang telah menjadi sekomplotan penjahat ini. Pertama adalah Ruben yang mengusulkan agar Yusuf tidak dibunuh, tetapi dibuang ke sumur kering. Yang kedua adalah Yehuda mengatakan menjual Yusuf lebih untung daripada membunuh dia. Terlihat jelas, betapa banyak cara yang dapat Tuhan pakai untuk melindungi dan mengarahkan hidup Yusuf seturut rencanaNya.
Roma 10:4-15 mulai dengan sebuah penegasan dan sekaligus ketegasan bahwa “Kristus adalah kegenapan hukum Taurat”. Pernyataan ini menjadi semacam kesimpulan dari uraian Paulus sebelumnya mengenai cara Israel dalam menggapai keselamatan atau memperoleh kebenaran. Cara Israel dilihat oleh Paulus sebagai cara yang salah, karena mereka memahami bahwa keselamatan diperoleh dengan jalan berupaya melalui ketaatan dalam melakukan hukum Taurat. Oleh Paulus cara itu disebut “mendirikan kebenaran sendiri” (ps. 10:3), sehingga mereka tidak takluk pada kebenaran Allah. Itu sebabnya Paulus menegaskan, bahwa Kristus adalah kegenapan hukum Taurat. Alasannya nampak pada ayat 5 dan 6. Paulus mengakui kebenaran pandangan Musa, tentang kebenaran Hukum Taurat, bahwa “orang yang melakukannya, akan hidup karenanya” (merujuk Imamat 18:5). Namun Paulus juga sadar, bahwa tidak ada seorang pun yang akan sanggup memenuhinya. Hanya Yesus Anak Allah yang sanggup memenuhinya. Kemudian Paulus juga mengutip perkataan Musa dalam Ulangan 30:12-13, bahwa hukum Allah tidaklah sulit dan mustahil untuk diperoleh. Firman itu memang kini sudah dekat di dalam mulut dan hati umat Tuhan. Namun demikian, itu boleh terjadi karena karya penyelamatan Allah, yakni melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Dengan demikian menjadi jelas, bahwa kebenaran karena iman adalah berpusat pada kematian dan kebangkitan Kristus (anugerah).
Matius 14:22-33 merupakan lanjutan dari kisah sebelumnya, yakni saat Yesus Kristus memberi makan lebih 5000 orang dengan modal 5 roti dan 2 ikan. Yesus menunjukkan kuasa yang Ia miliki dengan mujizat tersebut. Kuasa-Nya makin nyata saat Ia bisa berjalan di atas air dari pinggir sampai ke tengah danau tanpa tenggelam. Juga saat Petrus yang mempercayakan diri kepada-Nya dapat melakukan hal yang sama (walau kemudian Petrus goyah dengan godaan angin sehingga menjadi tenggelam). Peristiwa itu dimulai dengan Tuhan Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk pergi ke seberang dan di tengah-tengah perjalanan, badai mengombang-ambingkan perahu mereka. Waktu menunjukkan mulai Tuhan Yesus memberi makan orang banyak sampai Tuhan Yesus menemui mereka kira-kira jam tiga malam, itu berarti para murid diombang-ambingkan oleh gelombang dan angin sakal selama kurang lebih 6 sampai 7 jam lamanya perahu mereka berputar di laut tanpa mereka tahu harus berbuat apa. Alkitab mencatat Tuhan Yesus menunjukkan kuasa-Nya yang begitu dahsyat. Saat Ia naik ke perahu, angin pun segera reda (ayat 32 bnd saat Yesus meredakan angin ribut di pasal 8:26).
Korelasi: Keempat bacaan di atas dapat terhubung dalam sebuah gagasan, bahwa Tuhan itu mengasihi dan menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada-Nya, serta yang setia melakukan kehendak-Nya. Dia adalah Allah yang tidak mempermalukan dan yang selalu sedia menolong umat-Nya, sebagaimana yang dialami oleh Yusuf ketika saudaranya ingin membunuhnya dan Petrus ketika tenggelam. Sebab itu percayalah dan bersyukurlah kepada Allah serta senantiasa mencari wajah Tuhan.
Garis Besar Khotbah
1. Percaya, maka diselamatkan
Kalau kita memperhatikan uraian Paulus di sini, kita memperoleh kesan bahwa ada perbedaan antara teologi Yahudi dengan teologi Paulus dalam soal keselamatan. Teologi Yahudi berpandangan, bahwa keselamatan diperoleh melalui ketaatan dalam melakukan hukum taurat. Sedangkan menurut Paulus, keselamatan adalah anugerah Allah melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Bagi Paulus, iman bukanlah usaha memperoleh keselamatan melainkan jawaban manusia atas keselamatan yang sudah dikaruniakan melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Makanya Paulus menegaskan bahwa Kristus adalah kegenapan hukum Taurat. Karena itu yang penting adalah mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan. Percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Apa artinya mengaku dengan mulut dan percaya dalam hati? Mengaku dengan mulut, menunjuk pada aspek kesaksian yang dapat didengar dan diketahui oleh orang lain. Pengakuan bahwa “Yesus adalah Tuhan” merupakan kesaksian bagi seluruh dunia (bukan hanya bagi orang Yahudi) yang merupakan sasaran penyelamatan dari Allah. Jadi mengaku dengan mulut merupakan aspek tindakan dan perbuatan dari iman. Percaya dalam hati merupakan aspek yang menjadi dasar dari tindakan dan perbuatan. Inti dari kepercayaan dan keyakinan adalah Yesus yang mati dan bangkit. Kematian dan kebangkitan adalah anugerah Allah untuk keselamatan manusia dari kuasa dosa. Dengan demikian menurut Paulus perbuatan adalah jawaban terhadap anugerah.
Kalau Yusuf dapat selamat dari niat jahat saudara-saudaranya termasuk istri Potifar yang hendak membunuh serta menjebaknya, itu semata karena anugerah dan perlindungan Tuhan. Allah punya rencana yang terindah bagi keluarga Yusuf, sekalipun hal itu tidak dimengerti oleh saudara-saudaranya, sehingga mereka sendiri dipermalukan oleh rencana jahat mereka. Begitupun Petrus! Ketika mata iman Petrus dan mata kepalanya tertuju kepada Yesus dan mempercayainya, Petrus dapat berjalan diatas air. Tetapi ketika Petrus mengalihkan pandangannya dari Yesus, dia pun tenggelam. Dengan kepercayaan Pemazmur tentang Tuhan dengan segala kebaikan-Nya, maka pemazmur pun mengajak umat untuk memuji Tuhan dan mengingat segala perbuatan-Nya.
Aplikasi:
Tidak dapat dipungkiri ada banyak orang yang bersemangat bekerja bagi Allah. Tetapi seperti kata Paulus, “Tanpa pengertian yang benar”. Ada yang rajin ke gereja dan melayani, tetapi mungkin bukan motivasi mencintai Tuhan, tetapi motivasi agar Tuhan membenarkan mereka. Keselamatan masih dipandang sebagai usaha manusia. Padahal mestinya kita melihat bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Sebab itu yang penting bagi kita adalah sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan.
2. Hadapi masalah dengan berseru dan berserah kepada Tuhan
Paulus sadar bahwa setiap orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan akan membuat dia tidak enggan berseru kepada-Nya. Sebab hal itu menunjukkan kedekatan yang akrab. Kesetiaan dan ketaatan Yusuf kepada Tuhan pun membuat Yusuf senantiasa berseru dan berserah kepada Tuhan. Hal itu jugalah yang terjadi bagi Petrus. Ketika Petrus mulai tenggelam, Petrus sadar tentang siapa yang ada di depannya dan segera berteriak, “Tuhan tolonglah aku!” Saat itu juga Yesus mengulurkan tangan-Nya dan menolong Petrus.
Aplikasi : Hidup kita di dunia ini tidak luput dari masalah dan kita pun sadar, bahwa sesungguhnya kita tidak dapat menghadapi masalah kita dengan mengandalkan kekuatan dan kemampuan kita. Karena itu hadapilah setiap masalah kita dengan berseru dan berserah kepada Tuhan, karena Dialah Penolong kita.
3. Beritakan dan Percakapkanlah perbuatan Tuhan
Keselamatan ini tidak lagi terbatas hanya pada sekelompok orang tertentu, melainkan terbuka bagi setiap orang yang mau percaya, tanpa memandang ras (Rm. 10:11-13). Tidak ada seorang pun yang perlu meragukan bahwa dia tak akan kebagian kasih karunia ini. Tidak ada istilah bangsa pilihan dalam hal ini. Karena itu karya keselamatan dalam Yesus kristus harus disyukuri, diberitakan dan terus menerus dipercakapkan, sebagai bagian dari mengingat kebaikan-kebaikan Tuhan dalam hidup.
Aplikasi :
Sebagai orang yang telah menerima anugerah keselamatan, kita pun diberi tugas untuk memberitakan berita keselamatan itu. Menjadi tugas kita untuk menceritakan karya penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus dan perbuatan-perbuatan Allah pada masa lampau, mulai di rumah, di kantor, atau di lingkungan sekitar kita, agar generasi kita terus bertumbuh dalam iman kepada Yesus Kristus.
Diposting tanggal 05 Aug 2020