Doa Yang Tulus
Suatu hari seorang anak sekolah minggu dengan tergesa-gesa berlari-lari ke rumah Pak Pendeta.
Anak sekolah minggu : "Pak Pendeta !!! Pak Pendeta !!! Selamat Pagi Pak Pendeta ... "
Pak Pendeta : "Selamat pagi nak, kamu kenapa?"
Anak sekolah Minggu : "Pak Pendeta saya mau minta tolong, kalau bapak bisa ikut saya kerumah untuk berdoa?"
Pak Pendeta : "Berdoa? Siapa yang mau didoakan nak?"
Anak Sekolah Minggu : "Rendi pak pendeta, dia lagi sakit, sudah dua hari dia tidak mau makan, mama bilang, hanya Tuhan yang bisa menolong rendi."
Pak Pendeta : "Rendi? siapa rendi? setahu bapak tidak ada yang namanya rendi dirumah kamu?"
Anak Sekolah Minggu : "Mmmmm.... ada pak, anjing saya namanya Rendi, tolong pak Pendeta, doakan rendi, kasihan dia ..."
Pak Pendeta : "Hah ... ?, tapi bapak lagi sibuk, lain kali saja yah"
Pak Pendeta mencoba beralasan, namun si anak sekolah minggu terus mendesaknya, akhirnya Pak Pendeta mengalah dan mengikuti kemauan si anak walaupun dengan hati yang agak dongkol. Setiba di rumah, tanpa banyak basa-basi, pak Pendeta memimpin doa yang isinya singkat, padat dan jelas.
Pak Pendeta : "Kita berdoa .... Ya Tuhan Yesus, ke dalam tangan Mu kami serahkan nyawanya rendi. Amin"
Anak sekolah minggu ini berdoa dengan sungguh-sungguh dan sangat berterimakasih dengan pelayanan pak Pendeta. Dua hari kemudian Rendi betul-betul mati, tapi si anak sekolah minggu tidak terlalu bersedih karena doa pak Pendeta. Beberapa minggu kemudian si anak mendengar kalau pak Pendeta sedang sakit dan tidak bisa memimpin ibadah di Gereja. Anak ini segera berlari ke rumah pak Pendeta.
Anak Sekolah Minggu : "Pagi pak Pendeta, saya mau berdoa untuk pak pendeta, saya dengar pak pendeta sakit."
Pak Pendeta : "Terimakasih nak ... " (Pak Pendeta terharu, karena dari sekian banyak anggota jemaat yang dilayani, anak sekolah minggu inilah yang mau datang mendoakan pak Pendeta)
Anak Sekolah Minggu : "Kita berdoa pak ... Ya Tuhan Yesus, ke dalam tangan Mu kami serahkan nyawa Pak Pendeta. A..." (Belum lagi si anak sekolah minggu bilang amin pak pendeta lompat dari tempat tidur ...)
Pak Pendeta : "Ampun Tuhan, saya sudah mengerti ...."
Diposting tanggal 31 Mar 2016