Dihukum Karena Dikasihi

Tidak tahu diuntung, air susu dibalas dengan tuba.” Demikian ungkapan untuk orang yang tidak tahu diri: sudah dikasihani tetapi malah menyakiti orang yang mengasihaninya. Pernahkah anda mengalami hal tersebut? Apa tindakan anda?
Hosea, Nabi Tuhan yang saleh mengalami hal tersebut. Ia mengasihi dan mengasihani Gomer, istrinya. Tetapi Gomer membalasnya dengan beralih dari satu lelaki ke lelaki lain. Gomer melacurkan diri. Sungguh memilukan hati Hosea; pedih dan perih rasanya: harga dirinya tercabik-cabik, reputasi (nama baik)-nya sebagai nabi Tuhan pun tercemar.
Hubungan Hosea dan Gomer ini adalah gambaran hubungan Tuhan dengan bangsa Israel. Tuhan digambarkan sebagai suami dan Israel sebagai istri. Pernikahan Hosea yang tragis dan nubuat yang disampaikannya dipadukan sebagai pesan Allah kepada Israel. Ketidaksetiaan istri Hosea dicatat sebagai gambaran ketidaksetiaan Israel kepada Allah. Gomer mengejar-ngejar laki-laki lain, sedangkan Israel mengejar-ngejar dewa-dewa lain; Gomer melakukan zinah jasmaniah, sedangkan Israel zinah rohani. Allah memerintahkan Hosea “kawini seorang perempuan sundal” (Hos 1:2) untuk melukiskan ketidaksetiaan rohani Israel kepada Allah. Israel yang dikasihi, dipilih bahkan dikhususkan Allah menjadi umatNya justru berpaling menyembah berhala. Mereka mengejar-ngejar allah-allah lain yang dimiliki bangsa-bangsa di sekitarnya.
Bacaan hari ini memperlihatkan kemurkaan Allah atas sikap bangsa Israel itu. Sebab itu Allah (“suami”), akan menghukum Israel (“istri’) berserta seluruh rakyatnya (“anak-anak”). Allah hendak menghukum? Berarti Allah tidak sayang pada mereka lagi? (sebelum lanjut, ceritakanlah pengalaman Anda sendiri: apakah anda pernah mendapat hukuman dari orang tua atau guru anda? Mengapa anda dihukum? Karena anda dibencinya?)
Allah menghukum Bangsa Israel bukan karena Ia tidak menyayangi mereka lagi. Sama sekali tidak! Justru melalui penghukuman itu Allah menunjukkan usaha dan rencanaNya untuk memanggil orang Israel supaya bertobat dari penyembahan berhala dan kefasikan mereka yang tak kunjung berakhir. Allah hendak menghukum mereka atas dosa-dosa mereka: Samaria (ibukota kerajaan) akan hancur, Israel akan dibuang ke Asyur dan penduduknya akan berserakan di antara berbagai bangsa. Melalui penghukuman Allah hendak menunjukkan sisi lain dari kasihNya yang setia kepada Israel. Itulah salah satu maksud ditulisnya Kitab Hosea ini: untuk menyatakan bahwa Allah mempertahankan kasih-Nya kepada umat perjanjian-Nya dan dengan sungguh-sungguh ingin menebus mereka dari kejahatan mereka (baca Ibrani 12:6). (Renungkanlah, apakah anda dapat melihat bahwa hukuman dari guru atau orang tua anda di atas adalah juga sisi lain dari kasih mereka pada anda?)
Ada pribahasa lama dalam bahasa Toraja yang dengan tepat mengungkapkan maksud baik di balik penghukuman, yaitu “dio tampak pebambana guru, den bulaan tasak”. Ada emas di balik hukuman? Ya, yaitu masa depan yang lebih baik. Orang yang tidak pernah dikendalikan atau mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak baik, akan menuai malapetaka pada akhirnya. Ingatlah pepatah, “apa yang orang tabur itu juga yang akan dituainya.” Allah pun melihat hal itu. Dan justru itulah maksud lain dari ditulisnya kitab Hosea ini, yaitu untuk memperingatkan bahwa hal-hal menyedihkan terjadi apabila orang terus-menerus tidak menaati Allah dan menolak kasih-Nya yang menebus.
Kalau begitu, marilah berusaha melakukan kebaikan supaya hal-hal yang buruk tidak menimpa kita. Dan, jika sekali-kali mendapat hukuman carilah hikmahnya untuk kebaikan anda.
Doa:
Tuhan, masa depan kami masih panjang. Apa yang kami buat hari ini, itulah yang akan menentukan masa depan kami. Sebab itu, bantulah kami untuk selalu berpikir dan berbuat yang terbaik, supaya masa depan yang terbaik itu juga yang kami terima kelak. Amin!
Diposting tanggal 03 Apr 2016
