Susah Lihat Orang Susah
Susah melihat orang lain senang atau senang melihat orang lain susah. Permainan kata-kata ini mengambarkan prinsip orang yang hanya mau enaknya saja dan tidak peduli dengan kesusahan orang lain. Kalau perlu, orang lain yang sudah mendapat kesenangan digoyang agar menjadi susah. Dan jika sudah berada dalam posisi yang menyenangkan semnetara orang lain dalam kesusahan, peduli amat.
Namun sikap yang demikian tidak dimiliki oleh Daniel. Dalam konteks Kitab Daniel yang kita baca hari ini, Daniel dan kawan-kawan sudah dalam posisi aman, walaupun mereka dalam posisi sebagai orang buangan yang jauh dari tahan kelahiran, apa lagi Bait Allah dengan segala perkakasnya sebagai simbol kehdiran Tuhan di tengan mereka. Penyertaan Tuhan kepada Daniel menuntun untuk menceritakan mimpi raja sekaligus dengan maknanya, pada akhirnya mengantar Daniel pada posisi yang mungkin tidak akan pernah dicapai oleh orang Isael manapun dalam masa pembuangan yaitu sebagai penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel (Daniel 2:48). Seandainya di Indonesia, saat itu Daniel memegang jabatan rangkap yaitu -sebagai Menteri Dalam Negeri dan Dewan Pertimbangan Agung, atau Dewan Penasehat Presiden.Tetapi posisi itu bukanlah posisi impian Daniel. Dia tetap saja menggumuli keadaan sebangsanya yang menderita sebagai buangan di luar sana akibat kejahatan mereka di hadapan Tuhan sehingga menjadi pendatang di negeri Asing, Babel. Dalam Daniel 9:3, Daniel justru berkabung, meratapi keadaan bangsanya, mengaku dosa di hadapan Tuhan serta memohon datangnya pembaruan yang sesungguhnya yaitu kembalinya kedaulatan orang Israel sebagai umat pilihan Tuhan.
Sikap Daniel ini merupakan hal yang luar biasa dan sangat susah bagi generasi muda (generasi tua juga) sekarang untuk bersikap demikian. Walaupun dalam posisi yang aman, dia tidak melihat keadaan itu sebagai suatu keadaan yang final bagi dirinya. Dia tetap menggumuli keadaan bangsanya yang morat-marit. Tetapi bagaimanapun sukarnya, hal itu bukanlah suatu hal yang mustahil bahwa kita tidak berdiam diri dalam rasa aman pribadi melainkan berupaya untuk solider dengan keadaan orang lain. Jika kehidupan dunia saat ini dipenuhi dengan orang-orang yang senang melihat orang susah atau susah melihat orang senang, kita diajak untuk meneladari Daniel yang walaupun senang, tetapi tetap bersusah hati melihat orang sudah. Amsal 19:17 mengajarkan : Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.
Diposting tanggal 23 Mar 2016