Bahan Khotbah Minggu Ke-18 Tanggal 18 Maret 2018 Prapaskah V DITANAM UNTUK BERBUAH BANYAK (Ditanan Anna Tarri’ Buanna)
Bahan Khotbah Minggu Ke-11 Tanggal 18 Maret 2018
Prapaskah V
DITANAM UNTUK BERBUAH BANYAK
(Ditanan Anna Tarri’ Buanna)
Bacaan Mazmur | : Mazmur 51:1-15 |
Bacaan 1 | : Yeremia 31:31-34 |
Bacaan 2 | : Ibrani 5:1-10 |
Bacaan 3 | : Yohanes 12:20-33 (Bahan Utama) |
Nas Persembahan | : Mazmur 51:18-19 |
Petunjuk Hidup Baru | : Yohanes 12:26 |
Tujuan:
-
Jemaat memahami makna simbolis dari gandum yang ditanam
-
Jemaat memahami makna pembaharuan dalam Yesus dan menikmati hidup dengan berbuah lebat
Pemahaman Leksionari
Mazmur 51:1-15 adalah pengakuan dosa Raja Daud tatkala ia dengan segala tipu daya membunuh Uria panglima perangnya dan mengambil Betsyeba istri Uria menjadi istrinya. Ia mengakui dosa-dosanya saat nabi Natan menegur Raja Daud. Pengakuan dosa Daud menggambarkan kepada kita, bahwa jika mengakui dosa di hadapan Tuhan maka Tuhan akan mengampuni dan membersihkannya
Yeremia 31:31-34, bagian dari kitab Yeremia ini berbicara tentang janji Tuhan kepada umat-Nya Israel. Janji yang tertulis, yang diikrarkan dan disampaikan Tuhan kepada umat-Nya dalam perjalanan dari Mesir ke Tanah perjanjian sudah terlalu banyak dilanggar dan diingkari umat Israel. Allah merindukan janji itu bukanlah tertulis belaka tapi yang tersimpan dalam hati. Tersimpan dalam hati sehingga tidak dapat diingkari dan dilupakan lagi.
Ibrani 5:1-10, menggambarkan bahwa Yesus yang dipilih oleh Allah untuk menjadi Imam besar bukan mempersembahkan korban lain untuk keselamatan manusia tetapi Ia mempersembahkan tubuh-Nya sebagai persembahan yang sempurna. Yesus melakukan-Nya sebagai tanda ketaatan kepada sang Bapa.
Yohanes 12:20-33, menceritakan tentang pengajaran Yesus saat Ia memasuki kota Yerusalem. Ia menyampaikan bagaimana Ia akan dimuliakan, menderita bahkan akan mati dan dikuburkan. Yesus menggambarkan dengan memberi perumpamaan gandum hanya dapat menghasilkan buah yang banyak saat ia ditanamkan.
Pemahaman teks
Ada berapa hal yang Yohanes sampaikan dalam perikop ini.
Pertama, dalam arak-arakan dalam perayaan hari raya paskah orang Yahudi terdapat beberapa orang Yunani yang ikut serta dalam arakan untuk merayakan Paskah. Apa makna kehadiran orang Yunani dalam perayaan itu? Apakah mereka hanya datang untuk merayakan Paskah atau mereka memang telah mendengarkan tentang Yesus dan sehingga mereka rindu untuk bertemu dengan Dia? Berita tentang Yesus dengan mujizat dan pengajaran-Nya telah tersebar luas dalam kalangan orang-orang non Yahudi dan mereka pun tertarik untuk bertemu Yesus. Tetapi hal ini juga menggambarkan kepada kita bahwa Yesus memproklamirkan kepada orang banyak bahwa saat Ia ditolak orang Yahudi, itu pintu masuk Kerajaan Allah di beritakan kepada bangsa-bangsa lain.
Kedua, Respons Yesus atas kedatangan orang Yunani kepada-Nya. Yesus berkata “telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan”. Yesus memulai perkenalan-Nya bahwa Ia akan dimuliakan. Ini tentu akan menarik bagi banyak orang dan khususya bagi orang orang Yunani dengan ungkapan itu. Tidakkah mereka yang ikut dan mendengarkan ajaran Yesus dan menyaksikan tentang mujizat kuasa-Nya merindukan bahwa Yesus di Yerusalem akan di nobatkan menjadi raja. Bukankah itu juga menjadi kerinduan murid-murid? Tidakkah mereka melihat Yesus yang baru saja dielu-elukan saat Yesus masuk Kota Yerusalem? Di mata mereka masih terlihat saat daun palem ditebarkan disepanjang jalan yang dilalui Yesus. Di pendengaran mereka masih terngiang-ngiang saat orang banyak mengelu-elukan Yesus. “Yesus pasti dimuliakan dan menjadi Raja” tentu itu harapan mereka. Pertanyaannya, bagaimana jalan yang harus ditempuh Yesus untuk memperoleh kemulian itu? Harapan orang banyak dan khususnya murid sangat berbeda dengan yang Yesus akan lalui. Yesus berkata “sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh kedalam tanah dan mati ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati ia akan menghasikan banyak buah” (ayat 25). Bagi Yesus proses untuk memperoleh kemulian itu harus melalui salib dan kematian. Ditanam agar semakin banyak yang mengenal dan percaya kepada-Nya. Sehingga dalam ayat 32 dikatakan “dan aku, apabila Aku ditiggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku”.
Ketiga, sebuah peringatan pada ayat 25 “barang siapa mencintai nyawanya ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal”. Ungkapan yang juga disampaikan Yesus dalam Mat. 10:35, Mrk 8:35, Lukas 17:23 ini menandakan, bahwa ungkapan ini sangatlah penting bagi Yesus. Nyawa tentu yang dimaksudkan adalah hidup. Tidakkah memang nyawa manusia sangat penting dan harus dipertahankan? Tapi apa maksud Yesus yang sesungguhnya?. Setidaknya yang dimaksudkan Yesus adalah bahwa mencintai nyawa atau mencintai hidup berarti mementingkan diri sendiri, sedangkan memberi hidup atau nyawa adalah mementingkan hal-hal sorgawi daripada hal-hal duniawi. Benar bahwa dunia ini dan segala kekayaan dan kemegahannya akan berlalu, tetapi kekayaan sorgawi akan menjadi milik selamanya.
Keempat, Yesus tidak saja memberikan peringatan dan semangat kepada murid-murid-Nya tetapi juga terhadap orang banyak yang mengikuti Dia. Mereka harus siap sedia untuk mengikuti jalan salib. Inilah salah satu tema Injil, yakni mengikuti sang Guru sampai mati. Mengikut Yesus berarti meneladani serta melayani Dia, yang memberi jaminan tentang kehidupan kekal.
Kelima, salib adalah jalan yang harus dilalui Yesus untuk mewujudkan misi penyelamatan itu. Yesus terharu ketika saat kematian-Nya sudah dekat. Dalam ucapan-Nya ada kegundahan hati. Ia tahu bahwa saat istimewa ini sangat genting dari seluruh karya penebusan-Nya. Namun dalam kegundahan itu dengan tegas Yesus menjelaskan bahwa justru dengan jalan kematianlah Ia datang ke dalam dunia ini. Sikap itu disambut suara dari sorga, “aku telah memuliakan-Nya dan aku akan memuliakan-Nya lagi”. Suara dari sorga itu menyatakan pembenaran ilahi atas diri dan pilihan Yesus.
Pokok-pokok yang dapat dikembangkan
Pertama, ditanam untuk berbuah. (Pengkhotbah dapat memulai khotbahnya dengan menggambarkan dan menceritakan harapan para petani saat ia akan mengambur benih padi). Untuk mendapatkan hasil yang banyak bukan hanya dengan memilih bibit yang baik dan berkualitas tetapi juga karena kerelaan untuk menanamkannya kedalam tanah. Da dalam tanah itulah bibit akan bertumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang banyak. Yesus dalam pengajaran-Nya saat memasuki kota Yerusalem saat murid-murid-Nya mengharapkan Yesus jadi Raja untuk memulihkan Kerajaan Israel, Yesus memberi gambaran lain tentang apa yang harus ia lakukan. Bibit gandum yang menggambarkan dirinya harus ditanam. Ia harus mengalami penderitaan dan kematian sebagai jalan satu-satunya harus ditempuh untuk keselamatan umat manusia. Dalam kitab Ibrani dikatakan” dalam hidupnya sebagai manusia, ia mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia”
Kedua, Berbuah untuk semua. Keselamatan didalam Yesus bukan keselamatan yang tertutup, bukan keselamatan yang eksklusif. Bagi orang Yahudi mereka merasa pemilik keselamatan. Namun kerinduan orang-orang Yunani untuk berjumpa dengan Yesus selanjutnya menggambarkan bahwa Yesus datang untuk semua umat manusia. Dalam Yohanes pasal 12: 32 dikatakan “dan apabila aku ditinggikan dari bumi, aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku. Selain itu Ibrani 5:9 mengatakan “dan sesudah mencapai kesempurnaan-Nya Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya”. Hal itu menggambarkan bagi kita bahwa kehadiran Yesus adalah untuk keselamatan semua orang yang percaya dan taat kepada-Nya. Karena itu kehadiran gereja sebagai corong berita Kerajaan Allah yang memberitakan tentang keselamatan didalam Yesus hendaknya hadir untuk semua. Yesus harus menjadi tanda perjanjian yang tersimpan dalam hati bagi umat manusia.
Ketiga, Berbuah untuk memuliakan Allah. Apa maksud dari segala yang dilakukan Yesus terutama pengajaran-Nya, mujizat-Nya, penderitaan-Nya, Kematian-Nya dan Kebangkitan-Nya? Tentu semuanya adalah agar Allah dimuliakan dalam segala karya hidup-Nya. Dalam ayat 28 dituliskan “Bapa, muliakanlah nama-Mu! Maka terdengarlah suara dari sorga: “Aku telah memuliakan-Nya dan Aku akan memuliakan-Nya lagi. Karya Yesus adalah dalam rangka kemuliaan Allah. Dengan demikian karya gereja hendaknya bertujuan untuk kemuliaan Allah.
Diposting tanggal 15 Mar 2018